PT Panca Amara Utama (PT Surya Esa Perkasa Tbk.’s subsidiary) ammonia factory in Banggai Regency, Central Sulawesi as local business initiative to lead the development of one of Indonesia’s largest industrial projects in the last decade
On 2 August 2015, the President of Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), inaugurated the groundbreaking of PT Panca Amara Utama’s (PAU) ammonia facility in Banggai Regency, Central Sulawesi. PAU was established by PT Surya Esa Perkasa Tbk. (SEP), the first publicly-listed LPG refinery on the Indonesia Stock Exchange (ticker: ESSA).
The factory to be constructed on a landbank of 192 hectares and an investment of US$830 million, underlines PAU’s commitment in supporting the government’s directive of significant value addition to Indonesia’s natural resources, particularly the usage of natural gas as a raw material in the production of ammonia.
In addition to the groundbreaking, the President inaugurated the Mega Integrated Pertamina Projects, that include the JOB Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi (JOBPMTS) Central Processing Plant, PT Donggi – Senoro LNG’s first cargo shipment and the operation of GG Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE-ONWJ).
PAU President Director Garibaldi Thohir said that the President’s groundbreaking of its ammonia factory proves that the facility stands to play an important role in boosting the growth and development of the national manufacturing industry.
“We are pleased that today’s groundbreaking proceeded smoothly. We hope that the construction of this ammonia factory will conclude according to schedule and will positively contribute to the Indonesian economy, particularly Sulawesi and the eastern parts of Indonesia.”
Garibaldi explained that the factory will produce ammonia, a chemical compound used to manufacture fertilizers, explosives, acids and other petrochemical products. The facility features an annual production capacity of 700,000 tons, with 55 million standard cubic feet per day (MMSCFD) of natural gas to be supplied from the Senoro – Toili Block, operated by JOBPMTS.
In developing its project, PAU has appointed PT Rekayasa Industri, a renowned state-owned construction company as the primary contractor. The PAU factory will feature the leading ammonia technology in the world, namely the KBR Reforming Exchanger System (KRES) and Purifier from Kellogg Brown & Root (Houston, USA), the latest in energy-efficient technology. The application of this technology in PAU will be the first in Asia and will place Indonesia at the forefront of ammonia production globally.
“We are very proud that our project in Banggai Regency is a domestic initiative and involves a national contractor. This truly is a project that will be built by the men and women of Indonesia by maximizing our country’s natural resources,” said Garibaldi.
PAU Project to Generate Multiplier Effect
The PAU ammonia production project is certain to generate a multiplier effect that will positively contribute towards the Indonesian economy and boost economic growth in the eastern parts of the country, particularly in terms of social empowerment and business growth while creating job opportunities in Banggai, Central Sulawesi.
“PAU is highly committed to empower the communities in which we work in. We are certain and hope that the project will proceed smoothly, thereby providing maximum benefits to the local populace as well as the country,” said PAU Executive Director Vinod Laroya.
Previously in 2014, PAU secured a US$509 million syndicated loan facility led by the International Finance Corporation (IFC), the reputed private arm of the World Bank, as well as seven international banks.
“IFC’s investment in PAU is the largest in Asia in the last decade and reflects the strong trust towards PAU as well as Indonesia’s investment potential. Additionally, the project supports the use of significant local content for construction – 61 percent of the Project Cost and 87 percent of the Operating Cost will be spent in Indonesia,” explained Vinod.
Meanwhile, as parent company, PT Surya Esa Perkasa Tbk. (SEP) extends its full support towards PAU’s ammonia factory in East Indonesia.
PT Surya Esa Perkasa Tbk. Director, Isenta Hioe, said that the PAU ammonia factory offers significant value in strengthening the Company’s business. As the largest shareholder in PAU, the ammonia facility will contribute to SEP’s performance and fundamentals, thereby ensuring the maximum growth of the company’s value.
“The PAU ammonia factory will not only contribute to the Indonesian economy, but hopefully catalyse growth in East Indonesia. As a shareholder, SEP’s fundamentals will certainly become more solid and add to the company’s value in the long term,” said Isenta.
About PT Panca Amara Utama
PT Panca Amara Utama is a subsidiary of PT Surya Esa Perkasa Tbk, which controls 60 percent of shares in PT Panca Amara Utama. SEP was established in 2006 to become the leading company in LPG and Condensate production while looking to play an active role in national self-sufficiency of LPG, petrochemical, chemical and downstream gas value-added products. Its main business is the refining and processing of natural gas to produce LPG (liquefied petroleum gas) and Condensate. SEP owns and operates the second largest domestic LPG refinery in Indonesia (excluding PSC operator), with its production facility located in Palembang that started commercial operations in 2007. On February 1, 2012, SEP became the first LPG refinery to list on the Indonesia Stock Exchange (ticker: ESSA).
PAU, a subsidiary of SEP, will construct a fertilizer factory through the use of natural gas from the Senoro-Toili (Donggi-Senoro) gas field in Central Sulawesi, and receive 55 MMSCFD worth of gas supply from JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi to produce ammonia.
For further information please contact:
Financial & Investors Relations Media
Kanishk Laroya
VP Corporate Affairs & Investor Relations
Tel: +62 21 2988 5600
Fax: +62 21 2988 5601
Email: investor.relations@sep.co.id
General Media
Sugiri Soedjijo
Corporate Secretary & Head of Legal
Tel: +62 21 2988 5600
Fax: +62 21 2988 5601
Email: corporate.secretary@sep.co.id
Presiden Jokowi Resmikan Groundbreaking Pembangunan Pabrik Amonia PT Panca Amara Utama Senilai US$ 830 Juta
Proyek pabrik amonia PT Panca Amara Utama (anak usaha PT Surya Esa Perkasa Tbk) di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah merupakan inisiatif pengusaha domestik memimpin pengembangan salah satu proyek proyek industri terbesar di Indonesia selama dekade terakhir
Pada tanggal 2 Agustus 2015, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pemancangan tiang perdana (groundbreaking) pembangunan pabrik amonia milik PT Panca Amara Utama (PAU) di wilayah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. PAU merupakan anak usaha dari PT Surya Esa Perkasa Tbk. (SEP), pengolah LPG pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (kode saham: ESSA).
Pabrik amonia yang akan dibangun di lahan seluas 192 hektar dengan nilai investasi sebesar US$ 830 juta tersebut merupakan komitmen PAU dalam mendukung kebijakan Pemerintah terhadap peningkatan nilai tambah sumber daya alam Indonesia, terutama pemanfaatan gas bumi sebagai bahan baku utama pembuatan amonia.
Selain melakukan groundbreaking pabrik amonia milik PAU, Presiden juga meresmikan Mega Proyek Pertamina Terintegrasi yang termasuk Central Processing Plant yang dikelola oleh JOB Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi (JOBPMTS), pengapalan cargo LNG pertama PT Donggi – Senoro dan operasi lapangan GG yang dikelola oleh Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE-ONWJ).
Presiden Direktur PAU, Garibaldi Thohir, menjelaskan groundbreaking Pabrik Amonia yang dilakukan oleh Presiden RI menjadi bukti bahwa kehadiran pabrik ini memiliki peran penting dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya industri manufaktur nasional.
“Kami bersyukur kegiatan groundbreaking hari ini berjalan lancar. Semoga pembangunan pabrik amonia ini akan selesai tepat waktu dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya di wilayah Sulawesi dan Indonesia bagian timur”, jelas Garibaldi.
Garibaldi menjelaskan pabrik yang dibangun PAU ini akan memproduksi amonia, senyawa kimia yang digunakan dalam pembuatan pupuk, bahan peledak, asam dan produk petrokimia lainnya. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi amonia sebesar 700 ribu ton per tahun. Pasokan gas bumi berasal dari blok Senoro – Toili yang dioperasikan oleh JOBPMTS sebesar 55 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Dalam pembangunan proyek tersebut, PAU menggandeng PT Rekayasa Industri, salah satu BUMN konstruksi ternama, sebagai kontraktor utama. Pabrik PAU akan menggunakan teknologi amonia paling mutakhir di dunia, yaitu KBR Reforming Exchanger System (KRES) dan Purifier dari Kellogg Brown & Root (Houston, Amerika Serikat) yang menggunakan energi dengan sangat efisien. Teknologi ini merupakan aplikasi yang pertama di Asia dan akan menempatkan Indonesia di baris terdepan dalam produksi amonia di dunia.
“Kami sangat bangga, karena produksi amonia dari pabrik di Kabupaten Banggai ini merupakan inisiatif lokal dan dikerjakan oleh kontraktor nasional. Proyek ini akan menjadi hasil karya dan kerja keras putra putri Indonesia dengan mengoptimalkan sumber daya alam nasional,” kata Garibaldi.
Proyek PAU Ciptakan Multiplier Effect
Proyek produksi amonia PAU diyakini akan menciptakan multiplier effect yang sangat positif bagi perekonomian Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia bagian timur, terutama dalam aspek pemberdayaan masyarakat dan pertumbuhan bisnis sekaligus juga menciptakan lapangan kerja di Banggai, Sulawesi Tengah.
“PAU memiliki komitmen tinggi untuk memberdayakan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di wilayah Indonesia Timur. Kami yakin dan berharap proyek ini akan berjalan dengan lancar sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal baik kepada masyarakat sekitar maupun kepada bangsa dan negara,” jelas Vinod Laroya, Direktur Eksekutif PAU.
Sebelumnya di tahun 2014, PAU telah mendapatkan pendanaan pinjaman sindikasi sebesar US$ 509 juta yang dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC), sebuah organisasi terpercaya kepanjangan tangan dari Bank Dunia, beserta dengan 7 bank internasional.
“Investasi IFC di PAU merupakan yang terbesar di Asia dalam dekade terakhir dan menjadi kepercayaan kuat bagi PAU dan potensi investasi di Indonesia. Selain itu, dalam masa konstruksi PAU, konten lokal yang digunakan sangat tinggi – 61% dari Biaya Proyek dan 87% dari Beban Usaha yang akan diserap di Indonesia,” jelas Vinod.
Sementara itu, sebagai induk perusahaan, PT Surya Esa Perkasa Tbk. (SEP) memberikan dukungan penuh terhadap pabrik amoniak PAU di Indonesia Timur.
Isenta Hioe, Direktur PT Surya Esa Perkasa Tbk. mengatakan bahwa pabrik amoniak PAU memberikan nilai yang signifikan dalam memperkuat usaha Perseroan. Sebagai pemegang saham terbesar di PAU, fasilitas amonia akan berkontribusi terhadap kinerja SEP dan fundamental, sehingga akan memastikan pertumbuhan maksimum nilai perusahaan.
“Pabrik amonia PAU tidak hanya akan memberikan kontribusi pada perekonomian Indonesia, tapi juga diharapkan menjadi katalis pertumbuhan di Indonesia Timur. Sebagai pemegang saham, fundamental SEP tentu akan menjadi lebih solid dan menambah nilai perusahaan dalam jangka panjang,” kata Isenta.
Tentang PT Panca Amara Utama
PT Panca Amara Utama (PAU), adalah anak perusahaan dari PT Surya Esa Perkasa Tbk (SEP). SEP memiliki 60 persen saham PAU. SEP didirikan pada 2006 untuk menjadi perusahaan terdepan dalam bidang produksi LPG dan Kondensat serta berpartisipasi & mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan kemandirian produksi LPG, petrokimia, kimia dan produk turunan gas. Kegiatan usaha utama SEP adalah pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan LPG (liquefied petroleum gas) dan Kondensat. SEP memiliki dan mengoperasikan kilang LPG terbesar kedua di Indonesia (tidak termasuk operator PSC), dengan fasilitas produksi berlokasi di Palembang yang telah beroperasi secara komersial sejak 2007. Pada 1 Febuari 2012, SEP menjadi perusahaan pengolah LPG pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (kode saham: ESSA).
PAU yang merupakan anak usaha SEP, akan membangun pabrik pupuk dengan memanfaatkan gas alam dari lapangan gas Senoro-Toili (Donggi-Senoro), Sulawesi Tengah, dan akan disuplai oleh JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, sebesar 55 MMSCFD. Gas bumi tersebut akan diproses untuk memproduksi amonia.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Financial & Investors Relations Media
Kanishk Laroya
VP Corporate Affairs & Investor Relations
Tel: +62 21 2988 5600
Fax: +62 21 2988 5601
Email: investor.relations@sep.co.id
General Media
Sugiri Soedjijo
Corporate Secretary & Head of Legal
Tel: +62 21 2988 5600
Fax: +62 21 2988 5601
Email: corporate.secretary@sep.co.id